Posts Tagged ‘opini publik’

Tanah Papua adalah pulau paling timur Indonesia yang ternyata menyimpan kedamaian, nilai-nilai tradisional dan religius yang menyimpan kedamaian dan keindahan alam yang mempesona serta kekayaan budaya yang mengagumkan. Kita bersyukur atas perkenaan Tuhan yang maha kuasa atas semua ini, kita dapat membina persaudaraan di Papua dan membina kebersamaan antar asli papua dan orang pendatang sebagai prasyarat terciptanya kedamaian dan terwujudnya Papua sebagai tanah damai. Kata Papua berasal dari kata dalam bahasa melayu yaitu “Pua-Pua” yang berarti rambut keriting dan kemudian disingkat Papua, kita teringat dengan bait lagu Papua yang sangat berkesan (Hitam kulit keriting rambut aku Papua) itulah Papua. Sangat disayangkan, selama ini opini yang terbentuk dari pemberitaan maupun informasi berbagai media, Papua adalah pulau yang menyeramkan dan pulau yang penuh konflik, Opini seperti itupun membuat orang di luar Papua daerah yang menyeramkan dan tidak simpatik dan takut saat pertama datang ke Papua.

Informasi yang benar dan pemberitaan tentang Papua saai ini sudah lebih maju dari yang dulu, perkembangannya sudah sangat membanggakan, pemberitaan yang menyatakan bahwa Papua ini daerah yang tidak maju dan menyeramkan tidaklah benar, faktanya tidak demikian, satu saja peristiwa negatif yang terjadi di Papua yang disiarkan/dipublikasikan secara beulang-ulang tentu akan membuat opini yang berkembang dimasyarakat Indonesia maupun dunia terhadap keadaan Papua menjadi kurang baik. Opini yang kurang baik dan akan merugikan kita yang berada di Papua memberikan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat Papua. Belum lagi sebagian kelompok masyarakat saat ini yang terkesan ada upaya membalikkan fakta dari kelompok tertentu  dengan menyampaikan informasi-informasi tidak benar yang direkayasa, seolah-olah hal tersebut suatu kebenaran. Opini publik yang dibuat untuk membohongi rakyat Papua tentang merdeka. Padahal Duta Besar Negara Swiss untuk Republik Indonesia Heinz Walker Nederkoorn di saat melakukan kunjungan kerja resminya (Courtesy Call) ke Propinsi Papua pada beberapa hari lalu yang didampingi Mr. Georg Stein (Sekretaris Pertama Kedubes Swiss di Jakarta). Dubes Swiss Heinz Walker Nederkoorn menanggapi terkait situasi Papua, mengungkapkan bahwa wilayah Papua 10 kali lipat lebih besar dari dari pada Negara Swiss. Pengakuan Duta Besar Negara Swiss untuk Republik Indonesia Heinz Walker Nederkoorn juga bahwa Pemerintah Swiss menyatakan bahwa Papua adalah bagian Integral dari NKRI dan itu pasti. Kemudian Heinz Walker Nederkoorn juga mengatakan bahwa pandangan ini juga sama dengan pandangan negara-negara yang berada di wilayah Eropa lainnya. Menyangkut situasi Papua ini Duta Besar Negara Swiss untuk Republik Indonesia berharap ada penyelesaian yang baik sebagaimana pemerintah Indonesia menyelesaikan beberapa Konflik yang berada di Aceh dan Ambon.

Mencermati kondisi Papua saat ini beberapa fenomena menunjukan kondisi yang kurang menggembirakan. Masyarakat di Papua utamanya di pelosok atau kampung-kampung. Disana masih terdapat masyarakat yang belum bisa membaca (buta aksara), pelayanan kesehatan yang minim dan alat transfortasi yang sulit sedangkan dana yang dikucurkan oleh Pemerintah pusat untuk kemajuan Papua sangatlah besar.  Pertanyaan yang kemudian muncul adalah “Mengapa kita yang ada di Papua mengalami kemunduran ?” Beberapa jawaban yang beragam dan berkontribusi terhadap kondisi saat ini mungkin berbeda-beda. Opini yang kurang baik akan merugikan kita di Papua dan membawa dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat Papua. Belum lagi sebagian kelompok masyarakat saat ini yang terkesan ada upaya membalikan fakta dari kelompok tertentu  dengan menyampaikan informasi-informasi tidak benar yang direkayasa, seolah-olah hal tersebut suatu kebenaran. Opini publik dibuat untuk membohongi rakyat Papua tentang merdeka. Tanah Papua yang begini besar/luas akan menjadi cerita dongeng belaka jika setiap hari hanya diisi dengan demo dan demo, informasi-informasi yang menyesatkan, Papua yang kaya dan luas ini tidak akan maju dan berkembang bila dihuni oleh hanya masyarakat asli Papua saja namun harus disentuh oleh orang pendatang dan di kelola oleh tangan-tangan yang profesional yang  punya skill di semua bidang. Memiliki kualitas  ilmu pengetahuan & teknologi (Iptek), kualitas kerja, kualitas karya, sehingga hidup berkualitas.